cover
Contact Name
Dr. Ir. Lestari Ujianto, M.Sc.
Contact Email
ujianto@unram.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
cropagro@unram.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy
Published by Universitas Mataram
ISSN : 19788223     EISSN : 26215748     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram yang memuat tulisan berupa hasil penelitian yang terkait dengan bidang budidaya tanaman, terbit enam bulan sekali. Redaksi menerima naskah dalam bahasa Indonesia atau Inggris.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Crop Agro" : 10 Documents clear
STUDI PENDAHULUAN TENTANG PENYAKIT BUSUK BATANG PADA TANAMAN BUAH NAGA DI KABUPATEN LOMBOK UTARA Mulat snaini1; Irwan Muthahanas1; I Komang Damar Jaya2
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Crop Agro
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab penyakit busuk batang pada tanaman buah naga di Kabupaten Lombok Utara. Metode yang digunakan adalah isolasi secara langsung dari batang yang sakit dan dari sampel tanah. Media yang digunakan untuk menumbuhkan jamur adalah Water Agar (WA) dan Potato Dextrose Agar (PDA) ditambah dengan antibiotik Streptomicyn sulfat. Sedangkan medium yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri dan actinomycetes adalah Nutrient Agar (NA). Identifikasi patogen dilakukan dengan cara pengamatan deskriptif terhadap morfologi jamur-jamur yang ditemukan berdasarkan pengamatan di bawah mikroskop. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa yang berasosiasi dengan penyakit busuk batang adalah jamur Genus Phytophthora dan Fusarium. Sedangkan mikroorganisme yang berasosiasi adalah bakteri, actinomycetes, dan jamur-jamur Genus Pythium, Sclerotium, Rhizoctonia dan Acremonium. ABSTRACT The aim of this study was to determine the causal agents of stem rot disease on dragon fruit planted in North Lombok. Direct isolation from stem rot and soil sample were used in this study. Media for the growth of the fungi were Water Agar (WA) and Potato Dextrose Agar (PDA) suplemented with antibiotic Streptomicyn sulfat. Nutrient Agar was used to grow the bacteria and actinomycetes. Methods used to identify the fungi were description upon microscopic observation of the fungal morphology. The results show that the primary fungi associated with basal stem rot were fungi of the genus of Phytophthora and Fusarium and several microorganisms associated with the disease were bacteria, actinomycetes, and the fungi Genus of Pythium, Sclerotium, Rhizoctonia dan Acremonium.
VARIATION IN THE RESISTANCE OF FABA BEAN (Vicia faba L.) TO ASCOCHYTA BLIGHT Uyek Malik Yakop
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Crop Agro
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Faba bean (Vicia faba L.) is important grain legumes in the world as it is a source of protein in the human diet, used as animal feed and for crop rotation to break disease cycles of cereals. Faba bean is adversely affected by a fungal disease Ascochyta blight (Ascochyta fabae) which limit productivity and production in some countries. There was variation among putatively resistant accessions in their response to various isolates of A. fabae. The present study was conducted to identify variation in the resistance of several faba bean accessions to isolates of A. fabae and variability of virulence among the isolates. The experiment was conducted in two stages using two different seed samples, namely bulk samples and single plant derived pure lines. Eight accessions tested were Acc299, 303, 342, 508, 680, 948, 970 and Ascot, while eight isolates used included 252/92, A26, 166/92, 493/92, 219/92, 260/92, 331/91 and 526/92. The reaction of pure lines of Acc 303, 680, 948, 970 and 622 or Ascot were resistant to all isolates tested, while Acc 299 and 508 were resistant to several isolates, but not all. The pathogenic variability of isolates of A. fabae was apparent. This is based on the fact that some isolates (331/91 and 526/92) caused more disease on all accessions while other isolates caused disease on either most, or only a few accessions. Isolate 331/91 resulted in the greatest discrimination between resistant and susceptible accessions and for this reason it was suggested to select for genetic studies in the resistance of faba bean (Vicia faba L.) to Ascochyta blight. ABSTRAK Kacang babi (Vicia faba L.) adalah kacang-kacang yang penting di dunia karena merupakan sumber makanan yang mengandung protein, dapat digunakan sebagai makanan ternak dan sebagai tanaman untuk pergiliran tanam serealia dalam usaha memotong siklus keberadaan penyakit. Kacang babi rentan terhadap serangan jamur bercak daun Ascochyta (Ascochyta fabae) yang dapat menurunkan produktivitas dan hasil tanaman di beberapa negara. Terdapat perbedaan respon yang nyata diantara galur-galur yang tahan terhadap isolat A. fabae. Penelitian ini telah dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi vasiasi ketahanan beberapa aksesi kacang babi terhadap beberapa isolat A. fabae dan variabilitas virulensi diantara isolat-isolat tersebut. Percobaan dilakukan dua tahap dengan menggunakan sampel benih yang berbeda, yaitu sampel bulk dan tanaman tunggal berasal dari galur murni. Delapan galur yang di uji antara lain Acc299, 303, 342, 508, 680, 948, 970 dan Ascot, sedangkan delapan isolat yang digunakan antara lain adalah 252/92, A26, 166/92, 493/92, 219/92, 260/92, 331/91 and 526/92. Reaksi dari beberapa galur murni (Acc 303, 680, 948, 970 dan 622 atau Ascot) adalah tahan terhadap semua isolat yang diujikan, sementara Acc 299 dan 508 hanya tahan terhadap beberapa isolat saja, dan tidak terhadap semua isolat yang diujikan. Variabilitas virulensi dari isolat-isolat A. fabae tampak nyata mengingat dua isolat (331/91 and 526/92) menyebabkan infeksi terhadap semua genotipe sementara isolat yang lain menimbulkan penyakit hanya terhadap beberapa genotipe saja. Isolat 331/91 menunjukkan diskriminasi yang paling tinggi antara penampakan rentan dan tahan dari aksesi-aksesi, sehingga isolat tersebut dapat disarankan untuk dapat digunakan di dalam pengujian lebih lanjut untuk ketahanan kacang babi (Vicia faba L.) terhadap Ascochyta fabae.
PENGARUH PAKET PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI DI LAHAN KERING Wahyu Astiko
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Crop Agro
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh paket pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai di lahan kering. Percobaan ditata menurut Rancangan Acak Kelompok yang tersusun atas tujuh paket pemupukan yang merupakan kombinasi antara pupuk anorganik, pupuk hayati dan pupuk organik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa paket pemupukan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Pertumbuhan dan hasil tertinggi diperoleh pada aplikasi paket P6 (60 kg Urea/ha + 60 kg TSP/ha + 20 ton pupuk kandang/ha + Azospirillum 108 cfu/g tanah + Glomus fasiculatum 3000 spora/g tanah). Hasil paket ini lebih baik (59,3% lebih tinggi) dari pada paket resmi rekomendasi P7 (100 kg Urea/ha + 100 kg TSP/ha + Rhizobium). ABSTRACT This research was aimed to identify the effect of fertilizer application package on growth and yield of soybean grown on dry land. Completely randomized block design was applied with a treatment consisted of 7 packages. Result of this experiment showed that fertilizer packages significantly affected on plant growth and yield. The highest growth and yield were those packages P6 (60 kg Urea/ha + 60 kg TSP/ha + 20 ton manure/ha + Azospirillum 108 cfu/g soil + Glomus fasiculatum 3000 spores/g soil) . This packages was better (e.g., 59,3% higher) than the official recommendation P7 (100 kg Urea/ha + 100 kg TSP/ha + Rhizobium).
PERANAN JAMUR PATOGEN SEKUNDER DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BIOKONTROL JAMUR KARAT (Puccinia sp.) PADA GULMA TEKI (Cyperus rotundus) M. Taufik Fauzi dan Murdan
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Crop Agro
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui peranan jamur patogen sekunder dalam meningkatkan kemampuan biokontrol jamur karat (Puccinia sp.) pada gulma teki, telah dilaksanakan di Laboratorium Proteksi dan Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Percobaan ini merupakan percobaan faktorial dengan dua faktor yaitu umur teki saat inokulasi dan penggunaan jamur patogen sekunder. Percobaan dirancang mengunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 kali ulangan. Hasil menunjukkan bahwa jamur patogenik sekunder yang paling umum ditemukan berasosiasi dengan gulma teki yang terinfeksi jamur karat adalah Curvularia sp., Aspergillus sp. dan Fusarium sp. Jamur patogenik sekunder dapat meningkatkan kemampuan biokontrol jamur karat yang ditunjukkan oleh semakin meningkatnya intensitas penyakit yang terjadi pada gulma teki, berkurangnya jumlah umbi teki yang terbentuk dan terhambatnya pertumbuhan gulma teki. ABSTRACT A research aimed at investigating the role of secondary fungal pathogens in increasing the biocontrol ability of the rust fungus (Puccinia sp.) on purple nutsedge had been conducted in the Laboratory of Plant Protection and Glasshouse Faculty of Agriculture the University of Mataram. The experiment was a factorial experiment with two factors, i.e. the age of purple nutsedge at the time of inoculation and the use of secondary fungal pathogens. The experiment was arranged according to Completely Randomized Design with six replicates. The results showed that secondary fungal pathogens that commonly found associate with rust infected purple nutsedge were Curvularia sp., Aspergillus sp. and Fusarium sp. Secondary fungal pathogens were able to increase biocontrol ability of the rust fungus as shown by their ability in increasing the disease intensity, decreasing the number of tubers formed and suppressing the growth of purple nutsedge
PERTUMBUHAN BIBIT JARAK PAGAR ASAL BIJI DAN STEK PADA BERBAGAI MACAM MEDIA PEMBIBITAN Bambang B. Santoso1; Hariyadi2 .; Bambang S. Purwoko2
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Crop Agro
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Percobaan pembibitan yang bertujuan mengetahui macam media pembibitan yang baik bagi pertumbuhan bibit tanaman jarak pagar asal biji dan stek batang telah dilakukan pada September 2007-Januari 2008. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap berfaktor tunggal, yaitu kombinasi bahan perbanyakan dan macam media pembibitan sebagai berikut, bahan perbanyakan biji pada media campuran tanah-pupuk kandang (2:1 v/v), biji pada media campuran tanah-pasir-pupuk kandang (1:1:1 v/v), biji pada media campuran tanah-sekam padi segar-pupuk kandang (1:1:1 v/v), biji pada media campuran tanah-serbuk gergaji segar-pupuk kandang (1:1:1 v/v), stek batang pada media campuran tanah-pupuk kandang (2:1 v/v), stek batang pada media campuran tanah-pasir-pupuk kandang (1:1:1 v/v), stek batang pada media campuran tanah-sekam padi segar-pupuk kandang (1:1:1 v/v), stek batang pada media campuran tanah-serbuk gergaji segar-pupuk kandang (1:1:1 v/v). Seluruh perlakuan dibuat dalam tiga ulangan. Masing-masing satuan percobaan terdiri atas 20 bibit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa macam media pembibitan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan daya adaptasi bibit tanaman jarak pagar asal biji maupun asal stek batang. Media campuran tanah-pasir-pupuk kandang merupakan macam media yang terbaik untuk digunakan pada pembibitan tanaman jarak pagar. Media campuran tanah-serbuk gergaji-pupuk kandang menekan pertumbuhan dan perkembangan bibit tanaman jarak pagar dibandingkan media campuran tanah-sekam padi-pupuk kandang, tanah-pasir-pupuk kandang, maupun media tanah-pupuk kandang. ABSTRACT The aim of seedling experiment was to determine the effect of nursery media on growth of seedling from seeds and cuttings. It was conducted from September 2007 until January 2008. The experiment used Completely Randomized Design single factor, combination of planting material and nursery media i.e. seed in soil-manure mix media (2:1 v/v), seed in soil-sand-manure mix media (1:1:1 v/v), seed in soil-fresh rice hull-manure mix media (1:1:1 v/v), seed in soil-fresh wood dust-manure mix media (1:1:1 v/v), stem cutting in soil-manure mix media (2:1 v/v), stem cutting in soil-sand-manure mix media (1:1:1 v/v), stem cutting in soil-fresh rice hull-manure mix media (1:1:1 v/v), and stem cutting in soil-fresh wood dust-manures mix media (1:1:1 v/v). There were three replications. Each experimental unit contained 20 seedlings. Result showed that kind of seedling medium has significant effect on growth, development, and survival rate of physic nut seedling both from seed and stem cutting. Soil-sand-manure mix media was the best media for physic nut seedling development. Soil-fresh wood dust-manure mix media inhibited growth and development of physic nut seedling as compared to soil-fresh rice hull-manure mix media, soil-sand-manure mix media, and soil-manure media.
PENGARUH KULTUR TEKNIS TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PADA BIBIT TANAMAN Acacia crassicarpa Ni Made Laksmi Ernawati
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Crop Agro
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kultur teknis yang diterapkan pada pembibitan tanaman A. crassicarpa di Pelalawan Riau mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga berpengaruh juga terhadap perkembangan penyakit hawar daun bakteri. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kultur teknis terhadap perkembangan penyakit hawar daun bakteri seperti munculnya gejala awal penyakit, kejadian dan keparahan penyakit pada tahun 2004 dan 2007. Penelitian telah dilakukan di pembibitan Pelalawan Riau menggunakan metode survei dengan teknik wawancara dan dengan cara mengamati dan menghitung kejadian dan keparahan penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kultur teknis yang berbeda seperti penggunaan media cocopeat, pupuk NPK hidrokompleks dan M-phospat, penjarangan tanaman, tabung dengan lubang hanya di bagian bawah, penambahan sodium hipoklorid pada air sumber irigasinya, sanitasi lingkungan, lamanya bibit di bedengan dengan naungan, dan sistem penyiraman, menyebabkan terjadinya penurunan kejadian dan keparahan penyakit hawar daun bakteri pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2004 yang menerapkan kultur teknis berbeda. Gejala awal penyakit hawar daun bakteri muncul pada bibit berumur 5 minggu pada tahun 2004 dan bibit berumur 6 minggu pada tahun 2007. ABSTRACT Cultural techniques applied on A. crassicarpa nursery in Pelalawan Riau affected growth and development of A. crassicarpa seedlings and hance development of bacterial leaf blight disease on the nursery is affected as well. The research aim was to know the effect of cultural techniques on development of bacterial leaf blight disease such as appearance of first symptom, disease incidence and severity in year 2004 and 2007. The research was conducted in Pelalawan Riau nursery by using survey method with interview technique and by observing and counting disease incidence and severity. The results show that application of different cultural techniques i.e. the used of cocopeat media, NPK hydrocomplex and M-phosphate fertilizers, spacing, poly tubes, addition of sodium hypochloride to water source, field sanitation, period of seedlings under shade bed, and watering system caused a decrease on disease incidence and severity in year 2007 compared to those in 2004 that applied different cultural techniques. First symptom of bacterial leaf blight disease was appeared on 5 week-old seedling in year 2004 and 6 week-old seedling in year 2007.
PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Stury) YANG DIPUPUK DENGAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK PADA SAAT YANG BERBEDA Muhammad Martajaya
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Crop Agro
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) membandingkan pertumbuhan dan hasil jagung manis yang dipupuk dengan pupuk organik dan anorganik pada saat yang berbeda, (2) mendapatkan hasil yang terbaik pada macam dan saat pemberian pupuk organik dan (3) mengetahui residu pupuk organik dan anorganik terhadap ameliorasi kesuburan tanah. Percobaaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan: GO1=Glyricidia sepium diberikan seminggu sebelum tanam, GO2=Glyricidia sepium diberikan dua minggu sebelum tanam, TO1=Tithonia diversifolia diberikan seminggu sebelum tanam, TO2=Tithonia diversifolia diberikan dua minggu sebelum tanam, KO1= Kotoran sapi diberikan seminggu sebelum tanam, KO2= Kotoran sapi diberikan dua minggu sebelum tanam, dan A= pupuk anorganik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil jagung manis yang dipupuk anorganik tidak berbeda nyata dengan pupuk organik (G.sepium, T.diversifolia, dan kotoran sapi). Hasil bobot segar tongkol secara berturut-turut adalah TO1 (8,5 ton ha-1), KO1 (8,2 ton ha-1), A (8,1 ton ha-1), TO2 (7,0 ton ha-1), KO2 (6,8 ton ha-1), GO2 (6,0 ton ha-1), dan GO1 (5.5 ton ha-1). Pupuk Organik memberikan simpanan terhadap ameliorasi kesuburan tanah yang lebih tinggi dibandinglan pupuk anorganik. Pupuk organik G. sepium, meskipun bobot segar tongkol lebih rendah, tetapi memberikan sumbangan residu pada tanah yang tertinggi. Hasil tertinggi berat berangkasan segar (sebagai pakan ternak) berturut-turut diperoleh pada perlakuan Tithonia diverisifolia, pupuk kotoran sapi yang diberikan seminggu sebelum tanam, serta pupuk anorganik masing-masing sebesar 11,4, 11,2, dan 10,0 ton ha-1. ABSTRACT The aims of this research were: (1) to compared growth and yield of sweet corn that was planted at kinds of organic fertilizers wich applied in different times against to inorganic fertilizer, (2) to obtain the best result at kind of organic fertilizer wich applied in different time, and (3) to know residual to the soil after harvesting from organic and anorganic fertilizer. The experimental method was Completely Randomized Block Design, ie. Glyricidia sepium applied in a week before planting (GO1), Glyricidia sepium applied in two weeks before planting ( GO2), Tithonia diversifolia applied in a week before planting ( TO1), Tithonia diversifolia applied in two weeks before planting (TO2), cow manure applied a week before planting (KO1), cow manure applied in two weeks before planting (KO2), and inorganic fertilizer (A). The results of the study indicated that there was no difference in growth and yield of sweet corn between inorganic with organic fertilizer ( G.sepium, T.diversifolia, and cow manure). While each of seven treatments yielding fresh weight of cobs as follows, from the highest : T. diverifolia, applied in a week before planting (8.5 Mg ha-1), cow manure applied in a week before planting (8.2 Mg ha-1), inorganic fertilizer (8.1 Mg ha-1), T. diversifolia.applied two weeks before planting (7.0 Mg ha-1), cow manure applied two weeks before planting (6.8 Mg ha-1), G.sepium applied two weeks before planting (6.0 Mg ha-1), and G.sepium applied a week before planting (5.5 Mg ha-1). G. sepium , though the corn yield is lower, but have high in contribution of residual soil amelioration. The highest total fresh weight was T. diversifolia and cow manure a week before planting applied, and from the inorganic fertilizer as 11.4, 11.2, and 10.0 Mg ha-1 respectively.
PEMANFAATAN INSEKTISIDA NABATI DAN HAYATI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA TANAMAN TOMAT YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA ORGANIK Hery Haryanto; M. Sarjan dan Irwan Muthahanas
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Crop Agro
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hama-hama yang menyerang tanaman sayuran tomat organik relatif sama dengan jenis hama yang menyerang sayuran secara umum yaitu Aphis sp, Thrips, Aulocophora similis, pengorok daun (Liriomyza sp.) pada stadia vegetaif, dan hama Bemisia tabacci, Heliothis armigera, dan lalat buah pada fase reproduktif. Sebagian besar pengaruh dosis dan saat perlakuan insektisida nabati (nimba) maupun hayati (Bacillus thuringiensis) secara sendiri-sendiri tidak berpengaruh terhadap penekanan populasi dan intensitas serangan hama penting tanaman sayuran tomat organik. Perlakuan kombinasi antara Nimba dan Bacillus thuringiensis cenderung memberikan hasil lebih baik dalam hal penekanan populasi dan intensitas serangan hama tanaman tomat yang dibudidayakan secara organik. ABSTRACT The rersult of this investigation shown that the insect pests in organic farming system system of vegetables were the same as generally found in vegetables, such as Aphis sp, Thrips, Aulocophora similis, leaf miner (Liriomyza sp.) at vegetative stage, and Bemisia tabacci Heliothis armigera, fruit fly at reproductive stage of tomatoes. Most impact of doses and time application of botanical (Neem) and biological insecticides (Bacillus thuringiensis) used in this experiment individually were not significant in suppressing the population and attack intensity of major pest on organic vegetables farming system. From the result of this investigation, it is suggested to use the non-chemical insecticides such as botanical insecticides (Neem) and Biological insecticides (Bacillus thuringiensis) in organic farming system of vegetables, but according to the result it will be better to combine both of them by scheduling rotation of aplication. However, it is needed to find out what combination would be the best other than scheduling rotation, for example mixturing of both agents and aplying them together . By using the correct doses, time application of botanical and biological insecticides will be useful in Pest Management practices on organic farming system. Therefore, to optimizes the outcome of this experiment, it is necessary to follow up the research on Nische management approaches. By doing this, it is expected to have the conprehenship model of Pest Management in Organic farming system.
PERTUMBUHAN DAN HASIL GALUR KACANG TANAH VARIAN SOMAKLONAL YANG DIBERI PUPUK NITROGEN PADA KONDISI STRES KEKERINGAN Hemon, A. Farid; Ujianto, Lestari; 2, Sukyawati
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Crop Agro
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil beberapa galur kacang tanah varian somaklonal hasil seleksi in vitro yang diberi pupuk nitrogen pada kondisi stres kekeringan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental di rumah kaca, dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor galur terdiri dari 7 galur varian somaklonal dan 1 kultivar Lokal Bima. Pemberian pupuk nitrogen berupa pupuk Urea yang terdiri dari 0 kg/ha, 50 kg/ha, dan 100 kg/ha. Perlakuan cekaman kekeringan diberikan pada tanaman berumur 16 sampai 85 hari. Semua tanaman disiram sampai kapasitas lapang dari awal tanam sampai umur 15 hari. Pada saat tanaman berumur 16 hari, tanaman dipelihara dalam kondisi cekaman akibat pengurangan pemberian air. Setelah berumur 85 hari, tanaman diberikan kondisi optimum sampai tanaman panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil galur kacang tanah varian somaklonal tidak berbeda pada pemupukan nitrogen (Urea) pada kondisi stres kekeringan. Penggunaan dosis optimum pupuk nitrogen (Urea) 67,94 kg/ha (0,26 g/tanaman) pada kacang tanah varian somaklonal yang ditanam pada kondisi cekaman kekeringan menghasilkan polong kering terberat yaitu 18,6 g/tanaman. Galur kacang hasil variasi somaklonal yang ditanam pada kondisi stres kekeringan masih memberikan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dibanding cv. Lokal Bima. ABSTRACT The objective of this research was to evaluate growth and yield of peanut somaclones generated from in vitro selection that was given nitrogen under drought stress.This experiment used experimental design under glass house, with Complete Randomize Design – factorial. Factor of somaclones consisted of seven somaclones and one cultivar Local Bima. Application of nitrogen used urea, that consisted of 0 kg/ha, 50 kg/ha, and 100 kg/ha. Water deficit was given to peanut plants at 16 to 85 days after planting. The peanut plants were irigated with water (optimum condition) until 15 days old. At 16 days after planting, they were cultivated under drought stress. After the peanut plants were 85 days old, the plants were treated under optimum conditions until harvest plant. Results of the experiment showed that growth and yield of peanut somaclones generated from in vitro selection were not significantly different when fertilized with Urea under water stress. Use of nitrogen fertilizer (Urea) 67.94 kg/ha (0.26 g/plant) at the peanut somaclones cultivated under water stress produced the highest dry pod 18.6 g/plant. Peanut somaclones generated from in vitro selection cultivated under water deficit gave still better growth and yield than cv Local Bima.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ENDOFITIK ACTINOMYCETES DARI TANAMAN PADI LOKAL LOMBOK Erna Listiana1; Dwi Ratna Anugrahwati1; Irwan Muthahanas2
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Crop Agro
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Empat isolat endofitik actinomicetes diperoleh dari jaringan sehat tanaman padi lokal Lombok. Isolasi menggunakan dua jenis media yaitu Water Yeast Extract Agar dan Yeast Extract Cassamino Acid Agar. Karakteristik masing-masing isolat berbeda yaitu pada substrat micelia, aerial micelia, spora dan pigmen yang dikeluarkan. Salah satu isolat yaitu EL41 memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan jamur fitopatogenik Fusarium sp. and Rhizoctonia solani. ABSTRACT Four strains of endophytic actinomycetes were isolated from stem and leaves tissues of healthy Lombok local rice. The isolation used 2 types of poor-nutrient media, that is Water Yeast Extract Agar and Yeast Extract Cassamino Acid Agar. Each strain has different characteristics on substrate mycelia, aerial mycelia, spore and reverse pigment. One strain, EL41 has strong ability to inhibit the growth of phytopatogenic fungi Fusarium sp. and Rhizoctonia solani.

Page 1 of 1 | Total Record : 10